Cara Membangun Kebiasaan Baru

Halo semua. Kali ini aku ingin berbagi tentang cara kita dapat membangun kebiasaan baru. 

Photo by Drew Beamer on Unsplash


Aku yakin kita semua memiliki berbagai macam kebiasaan. Ada yang bangun tidur langsung beranjak beribadah, ada yang bangun tidur langsung menyeduh secangkir kopi, dan ada juga yang bangun tidur untuk mematikan alarm agar dapat tidur kembali. 


Kebiasaan-kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang sering kita lakukan tanpa disadari. Tentu saja jika kebiasaannya merupakan kebiasaan yang baik hal ini tidak menjadi masalah. Nah, yang menjadi masalah adalah jika kebiasaan yang kita lakukan adalah kebiasaan yang tidak baik. Kebiasaan macam ini jika dilakukan terus menerus nantinya akan membuang-buang waktu dan membuat hidup kita menjadi tidak efisien. Lalu, bagaimana sebenarnya kita dapat membangun kebiasaan baru dan meninggalkan kebiasaan yang buruk? 


  1. Menulis Daftar Kebiasaan


Hal ini berguna agar kita memiliki gambaran apa saja kebiasaan baru yang ingin kita lakukan. Secara tidak sadar biasanya dalam kepala kita tiba-tiba muncul keinginan memulai kebiasaan ”aku ingin memiliki kebiasaan membaca buku” atau ‘’aku ingin mulai olahraga’’. Banyaknya keinginan-keinginan ini membuat kita menjadi bingung sendiri dan akhirnya kita cenderung melupakan kebiasaan apa yang kita inginkan. 


  1. Klasifikasikan Kebiasaan.


Dengan memberikan tanda pada daftar kebiasaan yang ingin dibangun, hal ini akan memudahkan kita untuk mengidentifikasi kebiasaan apa yang memiliki prioritas untuk dibangun. 


Secara umum setiap kebiasaan baik atau tidaknya merupakan hal yang relatif. Misalnya, kebiasaan membaca buku tentang produktivitas. Bagi orang yang masih memiliki waktu yang senggang kebiasaan ini dapat dikategorikan sebagai kebiasaan yang baik. Akan tetapi, bagi orang yang sedang mengerjakan tugas akhir kebiasaan membaca buku dapat dikategorikan sebagai kebiasaan yang netral. Sebenarnya lebih tepatnya apakah kebiasaan yang ingin kita bangun itu efektif tidak bagi kita dalam mencapai tujuan kita. 


  1. Rencanakan dengan Spesifik


Ketika kita sudah siap memulai kebiasaan baru akan selalu ada alasan bagi kita untuk menunda kebiasaan tersebut. Alasan dari penundaan ini salah satunya diakibatkan oleh tidak jelasnya kapan dan di mana kita akan melakukan kebiasaan tersebut. 


Misalnya, waktu itu aku ingin lari pagi. Pada pagi hari ketika aku bangun yang muncul di pikiran aku adalah, “Lari pagi nya mau dimulai pukul berapa?’’


Memang awalnya terkesan ini adalah masalah sederhana. Tapi jika dipikir ulang ini membuatku dari awalnya ingin lari pagi menjadi berpikir kapan waktu lari pagi yang bagus apakah pukul setengah 7, tepat jam 7, atau jam 8? 


Selain itu saat pelaksanaan aku sempat bingung mau lari ke mana dan jika di tempat lari tersebut ada semacam lapangan yang pada sekelilingnya dapat digunakan untuk lari, aku mau lari berapa putaran? 


Tidak adanya hal spesifik dapat menyebabkan hambatan seperti yang kuceritakan di atas. Oleh sebab itu sebaiknya kita membuat kebiasaan yang akan kita bangun menjadi lebih spesifik. Contohnya: 


‘’Aku akan memulai lari pagi pada pukul 7 di lapangan segitiga dengan lari sebanyak 5 keliling selama 30 menit.’’

 

Jadi, rumusnya adalah ‘’[kebiasaan] [waktu] [lokasi]’’. Dalam buku The Atomic Habits rumus ini dikenal sebagai niat implementasi. Adanya niat implementasi ini membuat kita ketika memulai kebiasaan baru tidak ada gangguan dari misalnya kurang motivasi atau menunda-nunda. 


  1. Tautkan Antar Kebiasaan 


Kita dapat saling menautkan kebiasaan kita dengan kebiasaan kita yang lainnya. Dengan menggunakan cara ini kita dapat membuat kebiasaan kita saling sambung menyambung menjadi satu kesatuan dalam sebuah sistem. 


Cara menautkan antar kebiasaan dapat dimulai dari kebiasaan yang setiap hari pasti kita lakukan. Misalnya, ketika kita bangun tidur kita langsung menyeduh segelas kopi. Setelah kita menyeduh segelas kopi kita dapat menambahkan kegiatan yang ingin kita bangun yang sekiranya relevan dengan kegiatan minum kopi. Mulai olahraga atau membaca buku mana yang lebih masuk jika kita sambungkan dengan kegiatan setelah selesai membaca buku? Bagiku tentu lebih relevan untuk langsung membaca buku sambil ditemani segelas kopi. Lalu untuk olahraga dapat dilakukan setelah kita cukup membaca buku dan sebelum mandi pagi hari. Terkait  masalah relevan atau tidaknya dapat dikembalikan kepada diri masing-masing pribadi. 


Proses menautkan antar kebiasaan ini merupakan versi positif dari fenomena yang dikenal sebagai Diderot effect. Sederhananya pada zaman dulu Diderot memperoleh uang yang cukup banyak sehingga dia membeli sebuah jubah. Akan tetapi di rumah Diderot jubah tersebut terlalu mewah sehingga Diderot mulai mengganti karpetnya, mengubah cat rumahnya, dan sebagainya. Fenomena ini mirip dengan kita seperti ketika kita memiliki baju bagus kita ‘’terpaksa’’ membeli sepatu baru atau jam tangan yang baru agar cocok dengan baju baru kita. 


Hikmahnya adalah dengan Efek Diderot ini kita akan merasa ketika kita sudah sering melakukan kebiasaan baik, kebiasan baik ini tentunya harus juga ditopang oleh kebiasaan baik lainnya. Kemudian, jika kita lebih sering melakukan kebiasaan yang baik tentu kita pelan-pelan akan membuang kebiasan buruk kita karena kebiasaan buruk itu nantinya menjadi tidak cocok lagi bagi kita yang sudah sering melakukan kebiasaan baik. 


Kesimpulan 

Dalam membangun kebiasaan yang baik dan meninggalkan kebiasaan yang buruk kita harus tahu terlebih dahulu kebiasaan apa yang ingin kita bangun. Kebiasaan yang ingin kita bangun ini bagusnya kita tuliskan terlebih dahulu. Hal ini agar memudahkan kita untuk mengorganisir antara apa yang ingin kita lakukan dan apa yang akan dilakukan. Dari daftar kebiasaan itu kita dapat mengkategorikan kebiasaan itu sebagai kebiasaan yang baik netral atau tidak baik tergantung pada apakah kebiasaan itu efektif bagi diri kita dalam hal menuju tujuan kita. Setelah diperoleh kegiatan apa yang akan dilakukan maka kita harus merencanakan secara spesifik atau membuat niat implementasi dari kebiasaan yang akan kita lakukan. Kemudian agar kebiasaan kita sering kita lakukan maka kebiasaan itu harus sering ditautkan satu sama lain sehingga hal ini akan menjadikan kita lebih efektif dalam menjalani hari kita. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menjadi Pendengar Yang Baik

Cara Memprioritaskan Kegiatan Kita dengan 4 Kuadran

Cara Memaafkan Diri Sendiri