Cara Memaafkan Diri Sendiri
Introduction
Halo, semua. Artikel ini mungkin sedikit terlambat tapi kuharap tidak karena menurutku pada saat tulisan ini terbit di platform kita masih dalam euforia momen lebaran. Jadi, artikel ini akan sedikit terinspirasi dari momen lebaran meskipun pada akhirnya dibaca oleh dari kalangan manapun.
Pada momen lebaran ini aku yakin beberapa dari kita pernah melihat postingan atau IG Story yang berbunyi kurang lebih seperti ini:
Jika sudah memaafkan orang lain, lalu kapan memaafkan diri sendiri?
Aku lupa siapa temanku yang mengunggah status itu, akan tetapi setelah aku telisik ulang ada benarnya juga. Pada momen lebaran ini kita terlalu fokus dalam usaha untuk memaafkan orang lain atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.
Kita sering berpikir bahwa kegiatan saling memaafkan merupakan hal yang biasa dilakukan antara kita dengan orang lain. Padahal sebenarnya kita juga bisa memaafkan diri kita sendiri. Memaafkan diri sendiri bahkan bisa jadi suatu usaha kita untuk menjaga kesehatan mental kita terutama pada era dimana kita dapat dengan mudah merasa tertekan oleh keadaan. Berangkat dari hal ini, lalu bagaimana kita daoat belajar memaafkan diri kita sendiri?
Definisi
Sebelum lanjut, mari kita samakan dulu definisi dari kata maaf. Kata maaf dalam KBBI memiliki definisi:
Pembebasan seseorang dari hukuman (tuntutan, denda, dan sebagainya) karena suatu kesalahan.
Ungkapan permintaan ampun dan penyesalan.
Ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu.
Kenapa definisi ini penting? Dengan definisi yang jelas kita sama-sama bisa memiliki konsep dan batasan dalam membahas hal yang berkaitan dengan kata maaf. Dari definisi di atas setidaknya ada beberapa kata kunci untuk menggambarkan kata maaf. Mari kita lihat poin pertama:
“Pembebasan dari kesalahan dan permintaan berupa ampunan dan izin dalam hal melakukan sesuatu.”
Dari poin tersebut, apa yang bisa kita pelajari untuk bisa memaafkan diri kita sendiri?
Bebaskan Diri Kita Dari Banyak Tuntutan
Kapan terakhir kali kita sering menuntut diri kita dengan berbagai macam tuntutan? Tanpa disadari kita sering menuntut diri kita sendiri atas hal-hal yang sebenarnya bukan berasal dari keinginan kita tapi dari tuntutan orang lain.
Tuntutan paling klise yang sering kita dengar saat lebaran adalah tuntutan tentang kapan kita lulus? kapan kenalin pasangan kita ke keluarga? kapan nikah? dan masih banyak lainnya.
Tuntutan ini tanpa disadari dapat membuat kita merasa terbelenggu. Akibatnya, dapat timbul perasaan bersalah pada diri sendiri. Hal ini dapat diperparah oleh adanya sosial media yang membuat kita menjadi saling menyalahkan karena kita tidak seolah tidak bisa melihat pencapaian orang lain yang dipertunjukkan di sosial media.
Pahami Bahwa Kita Manusia Yang Dapat Salah
Sebagai manusia, memang sudah kodratnya kita berbuat salah. Memaafkan diri sendiri dapat dimulai dari memaafkan kesalahan dan kekurangan yang kita miliki. Pengakuan ini bukan berarti kita lemah. Hal ini justru akan membuat kita semakin menerima diri bahwa kita memang bukan makhluk yang sempurna dan tidak pernah melakukan kesalahan. Jika kita dapat melakukan segalanya tanpa melakukan kesalahan sekalipun, mungkin kita termasuk spesies baru yang tidak dapat dikategorikan sebagai manusia.
Belajar Dari Kesalahan Diri Sendiri
Memaafkan diri sendiri dapat dimulai dari mengubah sudut pandang terhadap kesalahan yang kita perbuat pada masa lampau. Daripada kita menyalahkan diri atas kesalahan yang kita perbuat dahulu kala, mengapa kita tidak jadikan kesalahan tersebut sebagai bahan untuk mengevaluasi diri sendiri? Ada kata-kata bijak yang cukup bagus dan menurutku relevan untuk bagian ini, yaitu:
“Orang bodoh adalah orang yang tidak belajar dari kesalahannya sendiri. Orang pintar adalah orang yang belajar dari kesalahannya sendiri. Orang bijak adalah orang yang belajar dari kesalahan dirinya dan kesalahan orang lain.”
Maksudnya apa? Minimal dengan kita belajar dari kesalahan sendiri, kita sudah bisa menjadi orang pintar. Selain itu, jika kita sama-sama memiliki teman yang belum bisa memaafkan dirinya, kita bisa saling bertukar pikiran dengan teman tersebut sehingga kita bisa sama-sama belajar dari kesalahan yang sudah diperbuat sehingga kita bisa menjadi orang yang lebih bijak lagi dalam menjalani kehidupan.
Mengobrol dengan Diri Sendiri
Menggelikan bukan? Maksudku di sini bukan berarti kita diam di depan cermin kemudian kita mengobrol dengan diri kita sendiri. Bukan seperti itu. Tapi, hal tersebut sebenarnya sah-sah saja jika ingin dilakukan. Kapan terakhir kali kita duduk dengan tenang tanpa gangguan apapun? Kemudian kita bertanya, sebenarnya apa yang aku inginkan?”
Mengobrol dengan diri sendiri merupakan salah satu cara untuk mengenal diri sendiri. Semakin kita mengenal diri sendiri akan lebih mudah memahami alasan ketika kita berbuat kesalahan dan alasan ketika mengambil keputusan yang kurang tepat pada masa lampau.
Proses mengenali diri sama seperti proses kita dalam mengenali orang lain. Tentunya jika kita mengenal orang lain dengan baik, akan lebih mudah bagi kita untuk memaafkan orang tersebut jika mereka berbuat kesalahan.
Hilangkan Emosi Negatif
Terakhir, kita harus mulai menghilangkan pikiran negatif dari diri kita. Pikiran negatif ini apabila tidak disingkirkan dapat menjadi bumerang bagi diri kita. Pikiran negatif dapat menjadi pemicu untuk lebih sering melakukan kesalahan. Akhirnya kita makin sulit memaafkan diri kita sendiri dan terbelenggu oleh rasa bersalah yang kian hari kian bertambah.
Kesimpulan
Dengan selesainya artikel ini, aku harap kita sama-sama memahami bahwa penting bagi kita untuk memaafkan diri kita sendiri. Tentunya salah satu manfaatnya adalah kita dapat merasakan ketenangan diri. Proses memaafkan diri sendiri dapat dimulai dari melepaskan beban atau tuntutan yang bukan berasal dari kita. Sadari juga bahwa kita merupakan makhluk yang dapat berbuat salah. Terlepas dari seringnya kita berbuat sala, kesalahan yang sudah diperbuat dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali dimasa yang akan datang. Kita pun harus dapat memaafkan diri kita sendiri dengan cara berbicara dengan diri kita sendiri tentang apa yang sebenarnya kita inginkan dengan sambil menghilangkan emosi negatif yang muncul. Agar apa? Agar kita sama-sama bisa memahami kodrat kita sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan.
Komentar
Posting Komentar